Ulul Albab Tambun

BAGAIMANA SEHARUSNYA MUSLIM MENATAP MASA DEPAN

Oleh: Abudin Robbani

Setiap Muslim memiliki tanggung jawab untuk menata hidupnya dengan visi yang jelas dan penuh harapan. Masa depan adalah waktu yang belum terjadi, namun persiapannya dimulai dari hari ini. Islam memberikan pedoman untuk menatap masa depan dengan optimisme, perencanaan yang matang, dan tawakal kepada Allah.

Allah ﷻ berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تعملون

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr: 18)

Ayat ini menekankan pentingnya evaluasi diri dan perencanaan masa depan, baik untuk dunia maupun akhirat. Setiap Muslim harus sadar bahwa hidupnya adalah amanah yang akan dipertanggungjawabkan.

Rasulullah ﷺ bersabda:

احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلَا تَعْجَزْ

“Bersemangatlah terhadap apa yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Allah, dan janganlah kamu merasa lemah.” (HR. Muslim, no. 2664)

Hadits ini mengajarkan agar seorang Muslim memiliki semangat untuk meraih hal-hal yang bermanfaat, baik di dunia maupun akhirat. Dalam menatap masa depan, Rasulullah ﷺ menegaskan pentingnya usaha keras dan bergantung kepada Allah.

Abu Bakar Ash-Shiddiq RA berkata:

ٱحْرِصْ عَلَى مَوْتَتِكَ فَإِنَّكَ إِلَى يَوْمِ ٱلْقِيَامَةِ مُقْبِلٌ، وَعَلَى دُنْيَاكَ فَإِنَّكَ إِلَى مَوْتَتِكَ مُدْبِرٌ

“Persiapkanlah untuk kematianmu karena engkau sedang menuju hari kiamat, dan persiapkanlah duniamu karena engkau sedang menuju kematian.”

Pesan Abu Bakar RA ini memberikan keseimbangan antara kepentingan dunia dan akhirat. Dalam menatap masa depan, Muslim harus realistis dalam menghadapi tantangan dunia tanpa melupakan persiapan untuk akhirat.

Ibnu Taimiyah berkata:

ٱلْمُسْتَقْبَلُ لَا يَكُونُ خَيْرًا إِلَّا إِذَا كَانَ قَائِمًا عَلَى ٱلْعِلْمِ ٱلصَّحِيحِ، وَٱلْعَمَلِ ٱلصَّالِحِ، وَٱلتَّوَكُّلِ عَلَى ٱللَّهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى

“Masa depan tidak akan menjadi baik kecuali jika dibangun atas dasar ilmu yang benar, amal shalih, dan tawakal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.”

Pandangan ini menegaskan bahwa masa depan yang baik adalah hasil dari perpaduan antara ilmu, amal, dan tawakal. Muslim harus proaktif belajar, beramal, dan senantiasa menyerahkan hasilnya kepada Allah.

Cara Muslim Menatap Masa Depan

  1. Menentukan Visi yang Jelas
    Visi hidup seorang Muslim haruslah berorientasi kepada ridha Allah. Baik dalam pendidikan, karir, maupun keluarga, semua langkah harus direncanakan sesuai syariat.
  2. Meningkatkan Ilmu dan Keterampilan
    Ilmu adalah bekal utama untuk menghadapi tantangan zaman. Muslim harus terus belajar, baik ilmu agama maupun ilmu duniawi yang bermanfaat.
  3. Berusaha dan Bertawakal
    Usaha tanpa tawakal akan melahirkan keletihan, sedangkan tawakal tanpa usaha adalah kelalaian. Keseimbangan antara keduanya adalah kunci sukses seorang Muslim.
  4. Optimisme dan Keberanian
    Muslim harus optimis dalam menghadapi masa depan. Optimisme adalah bentuk husnudzan kepada Allah, sementara keberanian adalah manifestasi iman yang kokoh.

Islam mengajarkan setiap Muslim untuk memandang masa depan dengan harapan dan persiapan yang matang. Perencanaan yang baik, usaha yang maksimal, dan keimanan yang kuat adalah kunci keberhasilan di dunia dan akhirat. Sebagai hamba Allah, kita diajarkan untuk hidup dengan visi yang jelas, tidak hanya demi kebahagiaan dunia, tetapi juga untuk kebahagiaan abadi di akhirat.

Wallahu A’lam bish-Showab.

About the Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like these