Oleh PujiAriyanto,S.Pd.I
“Buku adalah gudang ilmu dan jendela dunia. Membaca adalah kunci untuk memahami dunia”.
Maju tidaknya suatu pendidikan tergantung dari budaya literasinya. Pendidikan dan kemampuan literasi adalah dua hal yang sangat penting, bagaikan organ jantung pada tubuh manusia. Jika kemampuan literasi seseorang tinggi maka dia akan mampu menghasilkan produk barang dan jasa yang bermanfaat bagi khalayak, rendahnya tingkat literasi bangsa indonesia dari negara-negara lain sebab ketertinggalan.
Masyarakat Indonesia lebih suka bermedia sosial dari pada membaca. Kita adalah bangsa yang lebih dikenal sebagai bangsa yang senang bertutur kata, bersilat lidah, dan menghabiskan waktu diwarung atau dikedai-kedai untuk bersenda gurau, bukan bangsa yang banyak menghabiskan waktu menyimak dengan tekun lembar demi lembar sebuah buku.
UNESCO sebagai badan organisasi dunia terkait pendidikan, ilmu dan kebudayaan dunia memiliki 4 standar
literasi. Standar pertama, tersedianya akses kepada sumber-sumber bacaan baru yang terbaru. Standar kedua, kemampuan memahami bacaan secara tersirat dan tersurat. Standar ketiga, kemampuan menghasilkan ide-ide, gagasan, kreativitas dan inovasi baru. Standar keempat, literasi adalah soal kemampuan menghasilkan produk barang dan jasa yang bermanfaat bagi khalayak.
Dari semua standar UNESCO tersebut dimana posisi Indonesia? Standar kita baru tahap yang pertama. Secara keseluruhan akses sumber-sumber bacaan kurang mendapatkan perhatian, terutama didaerah yang tergolong 3T (terjauh, terluar, dan terpencil). Pada tahun 2022 kemendikbud ristek menyediakan lebih dari 15 juta
eksemplar buku bacaan bermutu disertai pelatihan dan pendampingan untuk lebih dari 20.000 PAUD dan SD yang paling membutuhkan di Indonesia. Ini menunjukkan bahwa Indonesia masih berproses untuk mencapai empat standar UNESCO. Pelan tapi pasti negara ini sedang menuju masyarakat literat.
LITERASI, KOMPETENSI DAN KARAKTER ADALAH JANTUNG PENDIDIKAN
LITERASI DASAR
Literasi dasar adalah pengembangan dari kebutuhan-kebutuhan masyarakat pada perkembangan zaman di era
globalisasi ini. Literasi dasar dijadikan sebagai bekal dan basic skill bagi peserta didik untuk menghadapi tantangan yang ada saat ini maupun di masa yang akan datang.
Literasi dasar yang harus di jadikan basic/poros untuk pendidikan Indonesia adalah :
- Literasi baca-tulis
- Literasi numerasi
- Literasi saint
- Literasi digital
- Literasi finansial
- Literasi budaya dan kewargaan
Keenam literasi dasar tersebut memiliki peran masing-masing yang mana tetap berpusat kepada kegiatan literasi guna membuka wawasan, pengetahuan dan perspektif masing-masing individu agar menjadi insan yang berkualitas kedepannya.
KOMPTENESI
Kompetensi merupakan aspek yang penting dalam pendidikan di Indonesia. Kompetensi yang perlu menjadi fokus pada pendidikan Indonesia adalah 4C yakni :
- Creativity (kreativitas)
- Collaboration (kolaborasi)
- Critical Thinking ( berpikir Kritis )
- Communication ( komunikasi )
Kompetensi dalam pendidikan Indonesia mempunyai peran yang vital dalam proses belajar mengajar baik di dalam maupun di luar kelas. Keempat kompetensi tersebut dapat mengembangkan pola pikir peserta didik menjadi lebih terbuka dalam berbagai aspek, serta dengan adanya pengaplikasian keempat kompetensi diatas, proses belajar mengajar akan lebih berfokus pada dua arah komunikasi, serta akan menciptakan keadaan belajar yang kondusif, menyenangkan, kreatif, dan berfokus pada murid.
KARAKTER
Dalam pendidikan Indonesia, karakter berperan penting dalam perkembangan dan pembentukan karakter peserta didik yang religius, nasionalis, mandiri, gotong royong dan integritas. Karakter-karakter tersebut berperan penting dalam pembentukan karakter dan pribadi peserta didik baik di dalam maupun di luar kelas. Tiga komponen tersebut adalah pondasi dasar dalam pendidikan Indonesia, yang menjadi sebab hidup atau matinya proses kegiatan pembelajaran.
10 Fakta Sistem Pendidikan Finlandia
Sebagai Negara terbaik dalam sistem pendidikan, kita bisa belajar dari mereka dan mengmbil beberapa contoh hal-hal baik yang mereka terapkan. 10 fakta sistem pendidikan di finlandia :
- Budaya membaca yang kuat
- Guru terlibat aktif memahami kurikulum dan karakter anak
- Memahami penelitian terkini tentang pengajaran dan pembelajaran
- Pembelajaran fenomena / belajar di luar ruang kelas
- Fokus pada keterampilan Abad ke 21
- Bangun karakter anak dengan pembelajaran berbasis pengalaman
- Kebijakan pendidikan berdasarkan hasil penelitian
- Pembelajaran sepanjang hayat
- Guru yang berkualitas tinggi
- Pengajaran berbasis proyek
Belajar dari Finlandia bahwa mereka memiliki budaya literasi yang kuat, cinta buku dan mencintai kegiatan membaca. Hidup kita bisa berubah melalui buku yang kita baca. Jika direfleksi, sebenarnya banyak dukungan yang telah dilakukan untuk meningkatkan minat dan baca masyarakat. Seperti kampanye hari buku, perpustakaan keliling, aplikasi perpustakaan digital, program membaca 10 menit sebelum kegiatan belajar di sekolah dimulai, pojok baca, kegiatan sosial dengan donasi buku, berdiri nya komunitas literasi, namun upaya–upaya tersebut tidak memberi pengaruh yang signifikan.
Finlandia, jepang, Israel adalah contoh negara non muslim yang memiliki tingkat literasi yang tinggi. Islam sudah sejak awal mengajarkan umatnya untuk membaca, bahkan surat yang pertama kali turun (Qs. Al alaq ayat 1-5) adalah perintah untuk membaca. Tapi umat islam malas, tidak sadar dan lalai. Sementara Negara-negara non muslim tersebut mejadi berkembang bahkan maju karena literasi. Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari mereka dan bangkit.