Oleh. Puji Ariyanto, S.Pd.I
Diriwayatkan dalam sebuah hadits :
“Abu Raafi’ berkata, bertanya kepada Rasululloh Shallallohu ‘Alaihi Wasallam. : wahai Rasululloh apakah seorang anak mempunyai hak atas mereka ? Rasululloh menjawab : iya, hak anak – anak atas orangtuanya diajarkan menulis, berenang, memanah, dan diberi sesuatu yang baik – baik. (HR. Al Baihaqi).
Orang tua merupkan madrasah pertama, penjaga dari api neraka, pendidik dan pengajar di rumah. Orang tua memiliki peran besar dalam bimbingan belajar. Sukses dan gagalnya pengajaran anak adalah tergantung dukungan yang penuh dari orang tua. Terkait kewajibannya, Alloh Subhanahu Wa Ta’ala jelaskan tanggung jawab ini di dalam Al-Qur’an surat At-Tahrim ayat 6, “..menjaga keluarga dari api neraka” yaitu dengan cara mendidik dan mengajarkannya.
Dalam melaksanakan perannya, orang tua wajib bekerja sama dengan pihak – pihak lain, dan tugas yang besar ini harus melibatkan banyak pihak, diantaranya sekolah dan lingkungan. Sebagai pengajar non formal orang tua punya peran sangat besar dirumah terkait pengajaran.
Hak Belajar
Hak adalah sesuatu kuasa untuk menerima atau suatu hal yang memang semestinya diterima. Anak memiliki hak atas orangtuanya, diantaranya adalah hak pendidikan dan pengajaran. Selain di sekolah, proses belajar tetap dapat dilakukan di rumah, karena keluarga dikatakan oleh para pakar pendidikan sebagai sekolah yang pertama dan utama, bahkan pengajaran di rumah tersebut adalah kunci suksesnya anak di masa yang akan datang.
Di antara yang bisa diajarkan orang tua di rumah adalah keterampilan, apakah itu hard skill atau soft skill. Hard skill adalah keterampilan teknis untuk melakukan pekerjaan spesifik yang dapat dipelajari dan diukur kemampuannya, sementara soft skill adalah keterampilan lunak atau keterampilan non teknis.
Beberapa keterampilan baik itu hard skill ataupun soft skill yang bisa diajarkan kepada anak-anak kita, diantaranya :
-
Keterampilan Menulis
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif. Hak anak diajarkan menulis di sini, tidak hanya anak bisa menulis melainkan menjadikan menulis sebagai budaya.
Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berfikir, pembelajaran menulis sangat diperlukan peserta didik, karena melalui menulis peserta didik dapat menuangkan segala gagasannya ke dalam bentuk tulisan yang baik, benar dan menarik.
Menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara. Menulis secara umum memiliki tujuan untuk memberikan arahan, menjelaskan, menceritakan, meringkas, dan meyakinkan pembaca melalui isi tulisan. Kemampuan ini sangat penting, karena budaya menulis adalah budaya mencerdaskan.
Pada tahun 2015 lalu terkait kompetensi anak – anak di Indonesia, PISA (Programme for Internasional Student Assessment) mengeluarkan laporannya, program yang mengurutkan kualitas sistem pendidikan di 72 negara ini menunjukkan kalau Indonesia menduduki peringkat 62. Peringkat tersebut di dapat dari hasil menguji pelajar usia 15 tahun untuk mengetahui apakah mereka memiliki kemampuan dan pengetahuan di bidang ilmu pengetahuan alam, membaca dan matematika.
Kemampuan dan pengetahuan di ketiga bidang ini, diyakini menjadi hal yang diperlukan agar bisa berprestasi penuh dalam masyarakat modern. PISA berlandaskan asumsi bahwa seseorang yang kompeten dalam masyarakat modern tidak diukur dari apa yang mereka tahu tetapi dari apa yang mereka bisa lakukan dengan apa yang mereka tahu. Seperti apa contohnya? “Menulis”.
Sebagai manusia maka renang adalah sebuah keterampilan, karena keterampilan tersebut baru dapat dikuasai melalui proses belajar, dan bukan akibat proses kematangan. Berenang adalah aktivitas menggunakan badan mengapung melintas di air dengan menggunakan kaki dan tangan, berlatih renang artinya berlatih seni, teknik dan skill.
-
Keterampilan Berenang
Keterampilan fisik tidak hanya renang, bela diri, parcour, daki gunung, dan lain – lain adalah olahraga yang padanya berlatih seni, teknik dan skill. Dalam berkegiatan olahraga setiap orang memiliki target berbeda, ada sebagai hobi saja, ada untuk kejuaraan, lestarikan tradisi lama, bahkan perintah agama. Bagi umat Islam keterampilan berenang dan memanah bagian dari perintah karena untuk melatih keberanian dan ketangkasan.
Umar bin khattab Radhiyallohu ‘Anhu. kholifah umat Islam yang kedua pernah berkata : علموا اوالدكم السباحة والرماية وركوب الخيل “Ajarilah anak – anakmu berenang, memanah dan naik kuda”. Di dalam kitab alfuruusiyah karangan Ibnul Qoyyim Al-Jauziyyah dijelaskan secara detail keterampilan – keterampilan ketangkasan.
Baik ketangkasan menggunakan senjata, maupun tangkas menggunakan alat kuda untuk bertempur. Berenang, memanah, berkuda dan bermain pedang merupakan sarana latih keberanian dan ketangkasan. Keberanian dan ketangkasan perlu diajarkan ke anak sejak dini, minimal mengenalkan keterampilan fisik, terlebih diajarkan keterampilan senjata bahkan sampai kendaraan tempur.
-
Keterampilan Lunak Atau Non Teknis (Soft Skill)
Nabi Shallallohu ‘Alaihi wasallam berpesan agar anak diberi sesuatu yang baik-baik, terkait pengajaran maknanya anak dilatih kebiasaan-kebiasaan baiknya untuk menunjang keberhasilan dirinya dimasa depan, apa itu? yaitu soft skill. Soft skill adalah kemampuan non teknis yang tidak dapat dilihat dan bersifat karakter.
Beberapa soft skill dasar yang harus diajarkan ke anak diantaranya adalah:
- Keterampilan kerjasama
- Keterampilan berkomunikasi
- Keterampilan membuat keputusan
- Keterampilan problem solving
- Keterampilan beradaptasi
Keterampilan diatas adalah bekal dimasa yang akan datang, keterampilan soft skill tersebut lebih utama, lebih urgensi, dan lebih dasar untuk diajarkan. Orang tua bisa mengajarkan anak berbagai macam keterampilan di rumah, tidak hanya menulis dan berenang. Hard skill dan soft skill, dapat diajarkan keduanya. Yang utama bagi anak adalah keterampilan soft skill atau kepribadian sebab keterampilan tersebut dapat menjadikan suksesnya anak di masa yang akan datang. ©Puji Ariyanto